Ada sensasi kemewahan yang didapat jika membuat sendiri roti yaitu menyantapnya dalam kondisi masih panas ngepul-ngepul.
Isi roti juga bisa
dipilih sesuka hati.
Iya kan? Kalo beli,
mana bisa suka-suka memilih isinya. Misalnya nih, pingin roti kasur dengan isi
daging yang banyak, tapi ada juga yang isinya keju, beberapa diisi coklat
batangan dengan pindakaas. Uh, bakal dilempar sandal deh oleh si pedagang,
karena ribet pisaaannnn….. 😊😊
Karena itu, yuk
bikin roti sendiri. Gampang lho.
Membuat roti
berbeda dengan cake/bolu yang membutuhkan timbangan presisi. Terkadang kuantitasnyapun kecil, hanya 10 atau 5 gram. Sulit kan?
Jumlah terigu yang
dibutuhkan untuk membuat roti umumnya hanya perlu kelipatan 250 gram, 500 gram,
terkecil 1 ons yang tentu saja mudah. Demikian pula takaran lain, mudah banget.
Sejak kecil, saya
terbiasa menghirup harumnya roti yang baru keluar dari oven. Uh, wangi nian. Padahal
roti yang dibuat ibunda hanya terdiri dari tepung terigu gratisan, margarine,
sedikit gula dan garam, serta tentu saja ragi.
Kok tepung
terigunya gratisan sih? Iya, dulu dalam rangka merayu pemerintah Indonesia,
Amerika Serikat yang bingung akibat melonjaknya produksi gandum, mengirim kelebihannya
ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kemudian ketika
masyarakat Indonesia sudah merasakan enaknya kue-kue dan roti, serta mulai
terbiasa mengonsumsi hasil olahan tepung terigu tersebut, AS pun bilang: “Eits
enak aja gratis melulu. Beli dong sekarang”. 😨😨😨
Kisah selanjutnya mengenai
kerjasama PL480 bisa dibaca di buku seri kedaulatan pangan berjudul “Sebulir
Gandum, Segudang Derita” yang diterbitkan debtWATCH tahun 2012.
Okeh, kita kembali
ke roti. Sewaktu anak-anak masih kecil, majalah Femina memiliki rubrik masakan
yang khusus menampilkan step by step cara memasaknya. Salah satunya mengenai
cara membuat roti kasur yang diisi berbagai macam isian, seperti daging, keju
dan coklat.
Penasaran dong,
karena nampaknya mudah, sayapun bikin. Dan ternyata emang simpel. Sesudah itu hidangan
roti isi menjadi salah satu andalan. Ngadoninnya sambil nonton televisi, hehehe
karena proses tersulit bikin roti yaitu ketika nguleni adonan hingga kalis. Sering
bikin malas, padahal sesudah mengembang, proses berikutnya lebih mudah.
Mungkin terkendala
waktu ngadonin alias nguleni inilah, saya sempat berhenti bikin roti. Ditambah kertas
resepnya hilang, ah sudahlah bye bye 😴😴😴
Hobby membuat
kue-kue termasuk roti, menemukan pelampiasannya sewaktu dunia maya menyapa. Sekarang
resep masakan apapun ada. Mau yang mudah hingga masakan dengan tingkat
kerumitan yang cukup njlimet. Beberapa blog yang sering saya kunjungi untuk
melihat resep roti yang umumnya anti gagal.
Dari sedemikian
banyak, ada satu benang merahnya yaitu ribet ngadoninya. Bahkan ada roti 16 jam
yang dimulai dengan pembuatan ragi namun pastinya bikin saya males duluan.
Untunglah beberapa
waktu lalu, mbak Lis Suwasono, salah seorang penulis fiksi yang keren, memposting resep roti yang agak beda menurut saya. Prosesnya
2 kali, yang ternyata membuat rangkaian proses membuat roti jadi mudah.
Begini penyebabnya.
Umumnya kan semua bahan dicampur jadi satu. Keberadaan telur dan mentega/margarine membuat proses menguleni menjadi lama, minimal 30 menit.
Beda halnya dengan
resep mbak Lis, proses pertama hanya ragi, tepung bergluten tinggi dan air yang
dicampur hingga kalis membutuhkan waktu 10 menit saja. Sesudah itu proses menjadi
lebih mudah. Yaitu ketika telur dan margarine/mentega barulah dicampurkan ke
dalam adonan dengan tambahan sedikit tepung. Proses menguleni lebih mudah dan
cepat. Hasilnya, roti yang cakep, menul-menul dan lazizzz
Cuzzz aja yuk kita
buat.
Bahan
1:
250 gram tepung terigu gluten
tinggi (saya pakai tepung cakra)
½ sachet ragi Fermipan, atau kurang
lebih 6 gram
125 cc air hangat ( ½ gelas
belimbing)
50 gram gula pasir (3 - 4 sendok
makan)
Bahan
2:
100 gram tepung segitiga (kurang
lebih 12 sendok makan)
1 butir telur
75 gram butter/margarine (kurang
lebih 5 sendok makan)
½ sendok teh garam
½ sendok teh SP (boleh diskip)
2 sendok makan susu kental manis
(SKM)
1 sendok teh vanili
Untuk olesan:
1 sendok makan SKM dan 1 sendok
makan margarine
Cara Membuat:
1.
Campur air hangat, ragi dan gula
dalam sebuah gelas, diamkan. Jika muncul gelembung/buih berarti ragi masih
bagus. Jika tidak, buang saja. Ganti yang baru. Karena kunci keberhasilan roti
terletak pada ragi bagus/tidaknya ragi.
ragi, kunci keberhasilan pembuatan roti |
2.
Campur 250 gram tepung terigu dan
campuran ragi. Uleni hingga tidak menempel di tangan/kalis. Tutup dengan serbet
lembab, diamkan kurang lebih 45 menit.
3.
Setelah 45 menit, adonan akan
mengembang 2 x lipat. Kempiskan, campur dengan dengan bahan B. Uleni hingga
kalis. Diamkan kurang lebih 15 – 20 menit.
4.
Panaskan oven (saya menggunakan
oven tangkring). Loyang diolesi margarine.
5.
Kempiskan lagi adonan. Bagi menjadi
beberapa bagian. Karena saya menggunakan
2 loyang roti, saya bagi menjadi 10 potong. Setiap potong beri isian. Saya
sangat suka isian daging cincang yang sudah ditumis dengan bawang bombay,
bawang putih dan bumbu garam, merica bubuk, pala bubuk dan gula pasir. Saya juga
suka isian keju yang banyak dengan sedikit mentega. Adalagi kismis yang telah
direndam air hangat hingga mengembang. Dan yang lainnya potongan dark cooking
chocolate bersama pindekaas. Pendeknya isi suka-suka deh. Ngga diisi juga
gapapa, tetep enak banget.
6.
Bentuk bulat setiap adonan yang
telah diisi ya? Kemudian tata dengan rapi dalam loyang.
7.
Panggang dengan api kurang lebih
160 ° C selama kurang lebih 20 menit, olesi permukaannya dengan margarine dan
SKM, teruskan pemanggangan hingga kecoklatan dan hmmmm….harum
Oh ya, resep roti ini bisa dibikin roti satuan lho.Karena ini hanya resep dasar, jadi bisa banget bikin roti boy aka roti O
Wah.. makasih, Ambu. Sempet kepikiran mau jualan roti, kalo gak habis ya buat di rumah wkwkwk... Nyontek buat isiannya donk, Mbu *gaksopan nih hihi
ReplyDeleteWah jd pengin nyoba nih, makasoh resepnya mbak
ReplyDeletehahahaha ...tah eta neng @Orin, enaknya jualan roti: awet 3 harian, kalo ngga habis bisa untuk orang rumah.
ReplyDeleteIsiannya gampang pisan, entar saya posting ya ^^
sama-sama neng @Ella, coba deh
ReplyDeletekalo udah ngerasain gampangnya, insyaallah dedeuian ^^
Sampe sekarang entah kenapa aku ga bisa bikin roti. Padahal anak doyan banget.
ReplyDelete