sumber : the CEO magazine.com |
Ingat
iklan “bablas angine?” Yaitu ajakan minum jamu agar sembuh dari sakit yang
disebabkan masuk angin. Maksud “bablas
sampahe” pada judul kurang lebih sama. Seperti
diketahui Indonesia mengalami masalah sampah yang cukup pelik. Karena itu
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencanangkan Indonesia Bebas Sampah
2020. Program yang harus didukung agar sampah bablas atau masalah sampah bisa
selesai, tidak berceceran di sembarang tempat.
Apa
hubungannya dengan CBN? Wow banyak, salah satunya CBN menghadirkan teknologi
yang menyediakan jaringan mumpuni agar aplikasi bertopik persampahan bisa
diakses cepat, lancar sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.
Ceritanya
sebetulnya agak panjang, tapi saya coba singkat ya?
Zaman old
Pasti
tahu dong ya jika Kota Bandung pernah mengalami masalah yang paling memalukan,
itu lho Bandung Lautan Sampah. Duh ngga mau deh kembali ke era itu. Dimana-mana
timbulan sampah. Bahkan di beberapa lokasi, bau sampah tercium hingga 1 – 2 km.
Serem banget!
Tergerak
untuk mencari penyelesaian secara tuntas, sekelompok aktivis peduli lingkungan
hidup mengajak pihak terkait seperti badan pengelola lingkungan lingkungan
hidup (BPLH), pihak swasta hingga media, membentuk focus group discussion (FGD) bernama Forum
Hijau Bandung (FHB). Kang Emil (nama panggilan Ridwan Kamil dan Abah Iwan
(panggilan untuk Iwan Abdurahman, seniman) adalah segelintir orang yang pernah
hadir di FHB.
Tebak, mana kang Emil? (dok.pribadi) |
Sayang,
sering terjadi anggota FHB berhalangan hadir, padahal waktu dan tempat sudah
disesuaikan. Pertemuan periodik dilakukan bergiliran, dari hotel berbintang yang mengklaim sebagai
green hotel hingga ruang pertemuan sederhana milik Wahana Lingkungan Hidup
(Walhi). Akhir kisah bisa ditebak, FHB pun bubar.
Zaman now
FGD
dimulai lagi dengan nama baru yaitu Bandung Juara Bebas Sampah (BJBS) pada
tahun 2013. Tidak hanya karena kang Emil, sudah terpilih menjadi walikota
Bandung, tapi juga adanya aplikasi whatsapp
yang memudahkan untuk berbagi dan terhubung.
Kebayang
kan bagaimana asyiknya? Sebuah team yang sedang ke Filipina, misalnya, sedang
diskusi tentang persampahan dengan team disana. Maka slide demi slide bisa
diikuti semua anggota BJBS. Apakah dia sedang makan, sedang sibuk dikantor,
atau meringkuk di dalam selimut, semua ikut mempelajari, ikut komentar bahkan
titip pertanyaan.
laporan langsung dari Filipina (dok. BJBS) |
Mungkin
ada pertanyaan, kok ribet banget sih ngurusin sampah? Karena problem utama
terletak pada lifestyle pembuang sampah, bukan teknologi. Teknologi pembangkit listrik tenaga sampah
yang didorong percepatannya oleh Presiden Jokowi harus diimbangi dengan
perubahan pola pikir. Jika tidak, warga masyarakat tetap membuang sampah
sembarangan.
Sebagai
solusinya, masterplan persampahan dirancang. Demikian juga aplikasi-aplikasi
agar warga mau berpartisipasi. Semua dikupas tuntas dalam whatsapp group (WAG)
Jelaslah
banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan kemajuan teknologi telekomunikasi.
Antara lain:
Cepat
Tidak
perlu menunda kabar. Contoh kasus, ketika sebagian perwakilan sedang berembug
dengan Kang Emil membahas larangan penggunaan kantong plastik, semua anggota
WAG mengetahuinya.
Mudah
Cukup
klik, maka semua orang akan terhubung. Dengan segera bisa sharing and connecting. Berbeda sekali ketika era old, narasumber harus membuat
materi secara utuh untuk presentasi, kemudian bla….bla …. bla, sungguh
ribet.
Murah
Bahkan
sangat murah. Terbayang kan, ketika membuat FGD di era old, harus menyiapkan
ruangan, snack, minum, dan lain-lain. Yang pastinya jauh lebih mahal dibanding biaya
quota internet yang kian kompetitif.
Efisien dan efektif
Mungkinkah
dalam pertemuan offline, hanya membahas topic diskusi kemudian bubar dan
pulang? Pastinya tidak, ada bincang-bincang ramah tamah yang menghabiskan
waktu.
Dalam
FGD online, peserta fokus membicarakan topik. Tanpa basa-basi, sehingga waktu
yang digunakan lebih efisien dan efektif. Selain itu karena terhubung dengan
internet maka pengambilan materi dapat dengan mudah dilakukan.
Tanpa batas
Pernah
mengacungkan jari dalam suatu grup diskusi dan ditolak hanya gara-gara
terbatasnya waktu? Sering bukan? Di era digital, hal tersebut tidak berlaku.
Anggota bisa bertanya apa saja dan pada siapa saja. Tanpa batas usia, latar
belakang akademis, dan lainnya. Seorang
professor bisa saja mendapat input dari praktisi dengan latar belakang non
akademis.
Tanpa
batas juga dimaksud lintas negara. Di
dalam BJBS banyak peserta yang tinggal di Amerika Serikat, Australia dan
Jepang. Setiap anggota bebas bertanya dan memberi masukan mengenai pengelolaan
sampah di negaranya, untuk perbandingan agar diperoleh hasil sesuai yang
diharapkan.
Untuk
mendapatkan semua manfaat itu dibutuhkan internet cepat dan ekosistem digital
yang mendukung. Penyelesaian suatu masalah membutuhkan regulasi, partisipasi
masyarakat, pihak swasta dan teknologi.
Peran CBN Digital Service Provider
sumber : fjb.kaskus.co.id |
Pada
28 Oktober 2017, CBN menggelar ‘CBN Digital Nation’, suatu kick off/kegiatan awal yang tidak
saja menandai peningkatan kapasitas CBN sebagai pelopor perusahaan internet
service provider menjadi digital service provider. Juga menghadirkan showcase dari salah satu konsep Digital
Service Provider (DSP), yaitu back end,
ekosistem dan teknologi yang mendukung DSP.
sumber: topsy.one |
Perhelatan
akbar yang berlangsung di 23 Pascal Shopping Center Bandung ini bukan tanpa alasan.
“Kami
memilih Bandung sebagai tuan rumah kegiatan pertama kami karena Bandung telah
sukses menerapkan smart city dalam
pengelolaan kota, antara lain dengan berhasil membuat lebih dari 400 aplikasi yang
sudah diimplementasikan. Disini kami turut berperan dengan menyediakan
infrastruktur seperti akses internet super cepat, cloud services serta solusi
lainnya yang bisa mendukung kemajuan Kota Bandung mengaplikasikan smart city. Di Bandung sendiri, kami
memiliki target 150 homepass”, ujar Dani Sumarsono, President Director CBN.
Total
500.000 home pass atau jaringan internet dengan teknologi fiber optic up to 1
Gbps ditargetkan CBN dan Fiber Star
untuk area perumahan di Jawa Barat.
Dalam
acara CBN Digital Nation, Google Station menginformasikan kehadirannya di Kota
Bandung. Google Station merupakan akses WIFI untuk area publik, hasil kerja
sama Google, CBN dan Fiber Star yang berupaya untuk memeratakan koneksi
internet di Indonesia. Sehingga semakin banyak masyarakat dapat merasakan WIFI
cepat berkualitas tinggi, aman dan mudah digunakan.
Berdiri
pada tahun 1996 sebagai PT Cyberindo Aditama, CBN tumbuh menjadi penyedia
layanan internet (ISP) terpercaya dan menawarkan beragam layanan internet. CBN
juga berhasil meraih lisensi NAP (Network Access Provider) pada Agustus 2008.
Sehingga CBN dapat membangujn infrastruktur secara mandiri.
Seiring
dengan perjalanan industry ICT di tanah air, CBN bersama beberapa anak
perusahaannya telah tumbuh menjadi ekosistem digital yang menyediakan solusi
menyeluruh bagi pelanggannya. Solusi digital tersebut adalah:
Nex
Data Center
Merupakan
salah satu penyedia data center premium netral terdepan di Indonesia.
Memberikan keleluasaan, sangat aman dan terpercaya, Nex Data Center telah
menerima sertifikasi dari Uptime Institute dan ISO 9001.
CBN
Cloud
Menyediakan
beragam layanan komputasi awan baik infrastructure
as A Service maupun Sofware as a
Service. Dengan berbagai keuntungan layanan seperti skalabilitas,
fleksibilitas, pay-as-you-grow yang
dilengkapi keamanan untuk meningkatkan tidak hanya efisiensi juga produktivitas
pelanggan.
Transcosmos
Indonesia
Merupakan
perusahaan joint-venture transcosmos Inc dengan CBN, transcosmos Indonesia
memberikan layanan Business Process Outsourcing,
meliputi Contact Center Services, Digital
Marketing Services, dan e-Commerce
Support Service dengan berbagai pilihan yang fleksibel.
Dens. TV
sumber: Dens TV |
Butuh
fitur-fitur yang mengutamakan kenyamanan dan personalisasi pengguna? Dens.TV
menghadirkannya seperti: sign up &
log in menggunakan akun media sosial, reminder
untuk jadwal tayang TV favorit. Menu my
favorite channel dan myvideo
playlist, catch up TV hingga 7 hari serta menonton video secara offline.
Nikmati pengalaman yang
berbeda , anda tidak akan lagi melewatkan tontonan apapun, karena mulai
sekarang, anda dapat menentukan tontonan apa saja dan kapan saja yang anda
inginkan, bukan sekadar mengganti channel, tapi bisa memimilih tontonan,"
ungkap Chief Operating Officer DENS TV, Ardi A Sudarto
Sebagai
digital entertainment IPTV interaktif yang menghadirkan konten High Definition
TV premium, e-education, blockbustervideo on demand, dan fitur e-commerce, aplikasi
Dens. TV tersedia di playstore
Fiber Star
Menjawab
kebutuhan pasar, Fiber Star menyediakan layanan infrastuktur, juga mendesain,
membangun dan mengoperasikan teknologi FTTx sebagai sarana dalam memberikan
solusi bagi kebutuhan pelanggan.
Teknologi
FTTx, memungkinkan para pelanggan dan penyedia layanan telekomunikasi untuk dapat
memperluas daerah pelayanan dan mengurangi masalah hambatan last mile.
Wow
…wow….wow, apa yang akan terjadi jika semua sudah terealisasi? Pastinya para
users aplikasi tidak ngedumel lagi
karena internet cepat hadir dalam genggaman.
Karena selama ini penggunaan aplikasi sering terhalang oleh internet
lelet dan ekosistem digital yang belum mendukung.
Sehingga
teknologi sebagai salah satu syarat tercapainya solusi masalah yang terjadi di
masyarakat, dalam hal ini waste management, betul-betul bisa membantu. Setelah
Kota Bandung berhasil mengimplementasikannya, diharapkan kota-kota lain juga. Kita tunggu.
No comments