Buah jatuh tak jauh dari
pohonnya
Jika si pohon, kiasan
untuk orang tua, sering berbuat baik, biasanya sifat itu akan menurun pada anaknya. Sang anak akan kerap berbuat baik juga.
Gimana jika ortunya
senang membunuh? Nurun juga, terlebih apabila si anak tahu bahwa untuk
memperoleh harta, ayahnya menghalalkan pembunuhan, ya si anak bakal ngikutin. Karena anak belajar menghormati hukum, norma sosial dan agama dari orang tuanya.
Kurang lebih itulah
pesan moral drama Korea “Voice”. Ngga hanya syarat adegan menyeramkan, juga
menyayat hati. Seperti ketika anak menyuarakan kasih sayang pada ayahnya. Suami
pada istrinya dan yang paling bikin pingin nangis ini nih: “memaafkan teman
yang telah mengkhianati”
Emang sih, kalo kesatuan
polisi ngga dapat gangguan ancaman, rayuan harta, godaan kekuasaan, maka
penjara bakal penuh. Isinya ngga hanya kelas teri tapi juga penjahat kelas
kakap yang berlindung di belakang kekuasaan dan limpahan harta. Dengan mudahnya
mereka menyogok, menekan, memeras dan mengancam.
Untuk memenuhi rasa
keadilan, “Voice” hadir. Membongkar kejahatan yang sudah mengakar puluhan
tahun. Bagaimana pimpinan tertinggi kepolisian suatu daerah bersekutu dengan jaksa,
menteri serta kaum elite lainnya untuk memuluskan bisnis pemilik pundi-pundi
uang.
Celakanya si pemilik
bisnis mendapatkan semua kekayaan dengan cara keji. Membunuh, memanipulasi
asuransi dan semua kekejian yang tak terbayangkan manusia awam. Apes untuk si
hartawan, anaknya melihat ketika dia sedang menyiksa lawan. Si anakpun berubah
menjadi monster yang lebih kejam dibanding ayahnya.
Anda pecinta Jang Hyuk? Drama Korea “Voice” amat recommended untuk
ditonton. Berperan sebagai Moo Jin Hyuk, detektif polisi yang mendapat julukan “anjing
gila”, Jang Hyuk menunjukkan kualitasnya sebagai bintang papan atas.
Keji pada penjahat,
sayang pada anak dan menangis didepan perabuan istri, akting Jang Hyuk membuat
hanyut. Bahkan bagi mereka yang tidak mengidolakannya.
Lee Ha-Na berperan sebagai Kang Kwon Joo, anggota
kepolisian yang memiliki kemampuan bisa mendengar suara yang tidak bisa
dideteksi manusia awam.
Wajah cantik dan akting
Lee Ha Na sukses menghidupkan drama korea ini. Saya sangat suka gayanya. Keren.
Mampu menutupi beberapa scene yang terasa kedodoran.
Kim Jae Wook berperan
sebagai Mo Tae-Goo, psikopat yang
melihat ayahnya menyiksa dan membunuh saingannya. Sejak kecil mempunyai
kecenderungan membunuh. Dokter merekomendasikan agar Mo Tae Goo masuk rumah
sakit jiwa, tapi ayahnya keberatan.
Sesudah dewasa, bukan hanya saingan bisnis yang dihabisi Mo Tae Goo. Untuk memenuhi haus darahnya, para body guard menyiapkan tuna wisma sebagai korban. Alat yang dipakai sangat khas, berupa bundaran besi yang diayunkan pada kepala sang korban untuk menghabisinya secara telak.
Sesudah dewasa, bukan hanya saingan bisnis yang dihabisi Mo Tae Goo. Untuk memenuhi haus darahnya, para body guard menyiapkan tuna wisma sebagai korban. Alat yang dipakai sangat khas, berupa bundaran besi yang diayunkan pada kepala sang korban untuk menghabisinya secara telak.
Sinopsis:
Moo Jin-Hyuk ( Jang Hyuk
), seorang detektif polisi yang populer karena berhasil menyelesaikan
kasus-kasus besar. Kemudian berubah
drastis setelah istrinya dibunuh oleh
seorang pembunuh berantai, dalam perjalanan menuju kantor Jin Hyuk. Membuat Jin Hyuk dipenuhi rasa bersalah, karena sebagai polisi tidak
dapat melindungi istrinya. Diam-diam Jin
Hyuk mencari pembunuh istrinya untuk balas dendam.
Kang Kwon-Joo ( Lee
Ha-Na ) lulus di akademi polisi dengan nilai tertinggi. Dia mulai bekerja di
call center darurat 112 saat kasus pembunuhan istri Jin Hyuk terjadi. Ayah Kwon
Joo ikut terbunuh. Berkat kemampuannya mendengar suara yang tak biasa, Kwon Joo
mengetahui tragedi yang sebenarnya. Sayang, tak seorangpun mempercayai. Usai
tragedi, Kwon Joo ke AS untuk mempelajari kerja tim khusus yang bisa dengan
cepat menyelesaikan kasus yang berasal dari laporan masyarakat via 112.
Akhirnya detektif Jin-Hyuk dan Kang Kwon-Joo
menyelesaikan kasus bersama. Mengejar pembunuh berantai yang bertanggung jawab
atas kematian anggota keluarga mereka. (Asian Wiki).
Review:
Sebagai seorang polisi
perempuan, Kang Kwon Joo memiliki kemampuan istimewa. Dia bisa mendeteksi suara
yang tidak didengar manusia normal, seperti suara berbeda hingga yang sangat
rendah.
Kwon Joo bertugas di call
centre ketika mendapat telpon dari seorang perempuan diujung maut. Perempuan
tersebut minta pertolongan karena sedang dikejar pembunuh berantai. Nyawa si perempuan
tak tertolong, pembunuhan sadis tetap terjadi.
Perempuan yang terbunuh ternyata adalah Heo Ji-Hye, istri detektif
polisi Moo Jin Hyuk yang sedang
mengantar makanan untuk suaminya.
Usai membunuh Ji Hye, si
pembunuh berantai juga membunuh ayah Kang Kwon Joo karena dialah petugas polisi
terdekat yang sedang berpatroli. Berkat kemampuan mendengarnya yang berbeda, Kwon
Joo dengan jelas mendengar detik demi detik kekejaman pembunuhan berlangsung.
Sayang, si pembunuh
lolos. Pengadilan menghadirkan “pemeran pengganti” yang dengan pasti diketahui
Kwon Joo bukanlah pembunuh asli. Kengeyelan Kwon Joo yang bersikukuh bahwa
terdakwa bukan pembunuh asli, membuat geram banyak orang. Termasuk Jin Hyuk
yang menuduh Kwon Joo disuap agar terdakwa dibebaskan.
Tiga tahun berlalu, Kwon
Joo kembali ke departemen kepolisian yang sama sebagai profiler. Dia
mengusulkan pada pimpinan untuk membentuk tim khusus yang berangkat ke lapangan
ketika ada laporan masyarakat yang harus segera ditindak lanjuti, seperti upaya
penculikan, pembunuhan, bunuh diri dan kecelakaan lalu lintas.
Karena paham kemampuan
si “anjing gila”, Jin Hyuk sebagai detektif
polisi serta kesamaan nasib, Kwon Joo memasukkan
Jin Hyuk ke dalam tim khusus yang mendapat julukan “tim Golden Time”.
Kisahpun bergulir,
bagaimana mereka sebagai tim mereka harus menyelesaikan kasus per kasus.
Kemudian
menemukan pengkhianat dalam tim mereka. Juga pertemuan dengan psikopat, pembunuh
sadis anggota keluarga mereka. Membuat kelanjutan “Voice” selalu ditunggu setiap episodenya.
Secara keseluruhan, alur
cerita “Voice” cukup mengasyikkan untuk ditonton. Penulis skenario nampaknya
berusaha agar tidak terlampau banyak adegan sadis dan terlampau mencengkam yang bikin penonton
ketakutan. Mereka yang penakut, akan ok aja kok menonton drama ini.
Walau kamera sering
bergerak-gerak, membuat kepala pusing, bahkan ketika tidak ada aksi perkelahian
dan semacamnya. Namun cukup cerdas
membuat amarah penonton pada pemeran antagonis yang menyeringai sadis
atau hanya menshoot matanya yang kejam.
Kim Jae Wook sangat piawai berperan sebagai Mo Tae-Goo, si pembunuh berdarah dingin.
Oh ya ada beberapa
kutipan ayat alkitab yang membuat penekanan pada kelakuan si psikopat. Bayangin,
selesai membunuh, sempet-sempetnya nulis pakai darah, di tempat umum pula.
Nilai 8/10 untuk “Voice”
karena secara keseluruhan nyaman ditonton. Ngga heran dibuat sequelnya: Voice 2
dan Voice 3. Saya sendiri sangat suka dengan keberadaan wajah cantik yang
menghiasi “Voice”, membuat saya betah menonton J
Profile
Drama: Voice
Revised romanization:
Boiseu
Hangul: 보이스
Director: Kim Hong-Sun
Writer: Ma Jin-Won
Network: OCN
Episodes: 16
Release Date: January 14
- March 12, 2017
Runtime: Sat. & Sun.
22:00
Language: Korean
Country: South Korea
waaah aku bukan penggemar film korea sbnrnya. tp baca sinopsis thriller gini lgs tertariiiik :D. mungkjn krn ada bau2 pembunuhannya :). jd pgn nonton sih mba ...
ReplyDelete