source: freakingnews.com |
“Mana kacamata?”
Setelah dicari ke
seluruh penjuru rumah, ternyata kacamata sedang dipakai. Kedua gagangnya
terpasang syantikkk di kedua telinga.
Pernah melihat kejadian
tersebut? Atau malah pernah mengalami? Saya sih sering. Akibat kebiasaan
memasang kacamata sebelum menekan tuts keyboard, saya kerap lupa bahwa kacamata tidak saya tanggalkan.
Jadi dicari kemanapun ngga akan ketemu. :D
Jengkelin banget ya?
Saya merasa “buta” tanpa
kacamata. Jangankan membaca, sekedar tandatangan, saya harus menggunakan kacamata. Menonton
televisi, pakai kaca mata. Membuat kue,
pakai kaca mata. Mungkin hanya ke kamar mandi yang ngga memerlukan kaca mata.
Awal harus menggunakan
kacamata karena saya sering bandel. Membaca sambil tiduran. Membaca novel
memang melenakan. Tak peduli lapar. Tak peduli hari mulai sore dan sinar yang
masuk kamar mulai remang-remang.
Hingga dokter mata
menjatuhkan vonis. “Selamat memasuki usia tua”, katanya. Plus satu. Sesudah
itu, kelainan mata akibat usia tua ini bertambah parah. Plus 1,25, kemudian plus 1,5,
dan sekarang saya memakai kacamata plus 1,75.
Karena itu, wajib
hukumnya membawa kacamata dalam tas bepergian. Semula saya memiliki banyak
kacamata. Yang murah saja.. Satu untuk dipakai sehari-hari. satu dalam tas,
satu lagi cadangan. Entah mengapa, kacamata-kacamata itu menghilang. Hanya
tinggal satu yang sekarang saya pakai. #ngenes
:D
Selain kacamata, ada 4
benda lainnya, yang wajib dibawa ketika melangkahkan kaki keluar rumah. Yaitu:
Smartphone
source: malaymail.com |
Smartphone tertinggal di
rumah? Wah, harus balik lagi. Mending ngga jadi pergi deh kalo ngga bawa. Tentunya ngga hanya smartphone, juga power bank dan headset. Agar bisa melakukan
banyak hal sambil menunggu. Misalnya menanti
angkot yang ngetem, saya blog walking,
buka dokumen, baca email. Serta banyak pekerjaan lain.
Karena itu, saya sering
bingung pada mereka yang nyinyir. “Daripada lihat hape, mending ngaji” katanya,
“atau mending melakukan A, B serta C”.
Mereka ngga paham, bahwa
mendengarkan kajian Islampun bisa menggunakan smartphone. Di waktu-waktu
tertentu, saya sering membuka aplikasi kajian Majelis Percikan Iman (MPI) untuk
mendengarkan tausiah pak Aam Amirudin. Atau mendengar suara merdu ustaz Abu
Rabbani yang sedang melantunkan ayat-ayat kitab suci, Al Quran.
Dompet
source: mytwenty16.com |
Ketinggalan dompet? Oh,
nggak bisa. Mesti balik ke rumah lagi.
Walau sekarang era fintech,
uang bisa disimpan dalam e-wallet. Namun sopir angkot tetaplah harus dibayar cash. Demikian juga tukang gorengan.
Bahkan nampaknya belum ada rumah makan Padang serta warung nasi yang menerima
e-money. Lha wong mereka ngga mengenal bank. Lebih suka menyimpan uang di bawah
bantal.
Padahal sudah sejak lama
saya ngga menggunakan kartu kredit. Hidup lebih simpel. Namun kartu-kartu dalam
dompet masih banyak. Selain debit card, ada kartu keanggotaan Alfamart, dan
Jogja. Juga KTP, NPWP, kartu tanda berobat di puskesmas, RSHS dan RS Boromeus.
Atau dengan kata lain,
penanda identitas harus selalu dibawa. Dan tempat paling aman untuk
menyimpannya, tentunya di dompet yang riil.
Bukan di e-wallet. Bener. ngga?
Saputangan
hankybook.com |
Beberapa kali saya
ketinggalan saputangan dan ternyata ngga nyaman banget. Sering tiba-tiba meler,
dan saputangan lebih comfort dibanding tisu. Sejak harga-harga melambung
tinggi, tisu yang tersedia di pasaran terasa
kasar .
Terlebih membayangkan
betapa banyak pohon yang ditebang demi kemanjaan
menggunakan tisu. Alih-alih sapu tangan yang mudah dicuci.
Dengan sapu tangan pula
saya mengeringkan air wudhu. Jadi ada 2 saputangan yang wajib ada dalam tas. Yang
berukuran agak besar untuk mengeringkan wajah dan anggota badan, usai berwudu. Sapu
tangan berukuran kecil sebagai penyeka hidung yang tiba-tiba meler akibat bersin.
Atau penyeka keringat. Tergantung kejadian apa yang dialami.
Bedak
dan Lipstick
source: winsometowisdom.com |
Perempuan tanpa bedak
dan lipstick? Mungkin ada yang bisa. Tapi sulit saya lakukan. Khususnya jika
bepergian seharian. Bibir biasanya mengering. Lipstick harus dihapus dan diulas
yang baru. Demikian pula bedak yang luntur.
Biasanya usai ishoma
(istirahat, sholat dan makan), keberadaan lipstick dan bedak penting banget.
Agar
selalu confidence dan ngga
dikomentarin:
“Mbak, kok pucet?”
source: collegefgashion.com |
Selain 5 benda di atas,
sebetulnya masih banyak barang yang wajib bawa. seperti obat, kunci dan bolpen.
Bersama bolpen, saya selalu membawa buku catatan atau sekedar post it
note.
Banyak yang bilang, isi
tas mencerminkan kepribadian seseorang. Kalo saya cenderung berpendapat, isi tas mencerminkan status orang tersebut. Seorang
ibu, biasanya selalu membawa botol susu atau tumbler air minum untuk anaknya.
Seorang mahasiswa, bisa dipastikan memasukkan laptop dalam tasnya. Demikian
seterusnya.
Anda setuju?
paling enggak banget ya mbak kalo ketinggalan dompet sama hp T.T
ReplyDeleteSaya sih gak pernah bawa lipstik. Lha pakai aja jarang. Hehehe...
ReplyDelete