Zero waste lifestyle? Maksudnya bergaya hidup bebas sampah?
Yup betul, zero waste
lifestyle merupakan aksi terhadap gencarnya kampanye anti sampah. Jadi sesudah melihat,
mengetahui, meresapi dan menyadari bahwa sampah sudah jadi masalah kronis,
banyak warga yang berinisiatif mengurangi sampah dari sumbernya.
Wajar juga sih. Menurut
penelitian, jika laju sampah tidak dikendalikan maka pada tahun 2050 jumlah
sampah di lautan akan melebihi ikan. Ih, serem banget ya?
Keinginan ber-zero wastelife tiba-tiba muncul setelah melihat ruangan, tempat akademia Danone Blogger
Academy menempuh ilmu.
Sebentar, apa yang
dimaksud Danone Blogger Academy?
Danone Blogger Academy,
atau kita singkat saja dengan DBA, merupakan Akademi Menulis yang disponsori
Danone. Tujuannya agar para blogger
tidak astul alias asal tulis. Tapi juga bisa menyajikannya dengan menarik.
Mirip masakan. Bukankah koki/chef harus
sekolah agar bisa menyajikan masakan yang
enak, bernutrisi, juga menggiurkan?
Dalam pelaksanaannya
Danone menggandeng Kompasiana, platform blogger keroyokan yang beken itu ^_^.
Mendatangkan narasumber yang ekspert dibidangnya. Juga mentor pendamping akademia, yaitu Kang Pepih
Nugraha. Founder Kompasiana.
Juga ada Yacob Arifin
dan Nur Hasanah sebagai asisten mentor. Maklum lah kita ini paling suka bikin
riweuh mentor. ^_^
Nah apa hubungannya
dengan zero waste lifestyle?
Ada beberapa alasan.
Yang pertama, Danone adalah satu dari sedikit corporate yang peduli lingkungan.
Karena itu materi yang diberikan pada akademia berkisar air, nutrisi dan
lingkungan.
Dalam penggemblengan
akademia di kantor Danone, Cyber 2 Tower, saya melihat ini:
Yes, gula, creamer dan
kopi dalam stoples. Ngga dalam bentuk sachet seperti kebanyakan tuan tumah
pertemuan.
Jika disebelahnya tersedia gelas sekali pakai yang terbuat daru
kertas berlapis plastik, Ya itu warning untuk para tamu umtuk bawa mug sendiri
dong.
Karena itulah di hari
ke-3 saya bawa mug dan tumbler. Mug untuk kopi sedangkan tumbler untuk air
mineral.
Kok baru bawa di hari ke
-3 sih?
Begitulah temans. gaya hidup ramah lingkungan mirip iman yang
sering naik turun. Ada kan ya, muslim yang terkadang
rajin salat. Selalu ontime. Namun di lain waktu terbawa angin malas.
Menunda hingga limit waktu. Salat Dzuhur disusul salat Ashar pun bukan hoax. :D :D
Demikian pula dengan
zero waste lifestyle yang saya terapkan. Sering naik turun bak permainan
jungkat jungkit. Sedang turun di hari
pertama dan kedua pelatihan Danone Blogger Academy.
Oke lupakan sejenak
kemalasan dan kealpaan. Pengurangan sampah apa
saja yang bisa kita lakukan dalam event seperti ini?
1.
Menggunakan mug, alih-alih gelas sekali
pakai. Mug ini untuk minum kopi/teh selama acara berlangsung. Karena panitia
sudah meminimalkan sampah dengan menyiapkan teh dalam dispenser. Serta kopi,
gula dan teh yang bisa ditakar sesuai
selera dan disedih dengan air panas yang disajikan.
2.
Tumbler untuk air minum. Danone sudah
menyiapkan dispenser berisi air minum. Wadahnya silakan bawa mug/ tumbler
sendiri jika mau ber-zero waste.
Peduli lingkungan
lainnya yang bisa dilakukan adalah memisah sampah usai bersantap. Ada 3 tempat
sampah dengan 3 penjelasan yaitu sampah plastik, sampah kertas dan sampah umum.
Mungkin ada yang
bertanya kemana sampah-sampah itu nantinya? Nah, Danone ini sudah melasanakan
EPR atau Extended Producer Responsibility sebagai perwujudan regulasi yang
sudah disepakati negara-negara di seluruh dunia. Kurang lebih isinya adalah:
"Tanggung jawab, bahwa limbah yang dihasilkan selama proses produksi dapat ditangani dengan cara yang benar, dari sudut pandang lingkungan dan penyelamatan sumber daya, sebaiknya (terutama) dilakukan dari produsen. Sebelum pembuatan produk dimulai, seharusnya perlu diketahui bagaimana limbah yang merupakan hasil proses produksi harus dikelola, begitu juga bagaimana produk tersebut harus diurus saat dibuang. "
Sebetulnya yang belum
diatur adalah perilaku kita sebagai konsumen lho. Ngga ada kewajiban memisah
sampah, ngga ada kewajiban mengurangi sampah. Yang ada hanyalah “Buang sampah
pada tempatnya” Lha kalo tempatnya penuh gimana?
Atau bahkan tempat
sampahnya dirusak oleh orang yang bertanggung jawab. Seperti kita ketahui vandalisme marak di kota besar. Seringkali
mereka nggak sekedar mencorat caret,
tapi juga merusak. Geje banget mereka. #mukamanyun
Selain sedikit usaha
mengurangi sampah di atas, ada beberapa aksi zero waste lifestyle lainnya yang
bisa banget kamu lakuin. Apa aja?
1.
Menolak kantung plastik atau keresek. Karena
keresek ngga termasuk EPR ya kawan-kawan. Dipake rame-rame untuk bawa produk
berbagai merk, sehingga ngga ada perusahaan yang bertanggung jawab.
2.
Makan di tempat jika jajan, atau bawa
rantang/wadah sendiri dari rumah. Karena bungkus bekas jajanan ini juga ngga
termasuk EPR. Daaannnn....menurut penelitian LIPI, bungkus nasi yang berwarna coklat ngga food grade,
ngga direkomendasikan. Karena takutnya ada cemaran kimia yang berpengaruh pada
kesehatan.
Dua item dulu kawans.
Karena kalo udah bisa melaluinya berarti kamu hebat. Bisa menaklukan semua kemanjaan yang ditawarkan produsen plastik. Dan itu ngga mudah.
Iya nih, kudu mengurangi limbah plastik terutama kalau ibu2 pas belanja harian atau bulanan.
ReplyDeleteBeberapa waktu bisa, eh malasnya kumat lagi hiks
nice post
ReplyDelete