Prof. H..M. Hembing Wijayakusuma |
Masifnya kampanye gerakan preventif yang dicanangkan
Kementerian Kesehatan dengan tagline Germas atau Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat, mengingatkan saya pada Profesor
Hembing.Wijayakusuma. Generasi milenial mungkin tidak mengenalnya tapi
acara televisi “Hidup Sehat Cara Hembing” sangat popular sejak tahun 1994 dan
sukses meraup ribuan penonton.
Penyebabnya mungkin karena
banyak anggota masyarakat yang merasa keberatan dengan harga obat
pabrikan sehingga pengobatan alternatif menjadi pilihan. Mereka bahkan tak
segan mendatangi pengobatan yang tidak masuk akal seperti pengobatan
menggunakan media batu oleh Ponari
Lahir di Medan, pada 10
Maret 1940, sosok Hembing menawarkan alternatif pengobatan, yaitu herbal ,
solusi pengobatan murah yang telah lama dikenal tapi dilupakan. Promosi gencar
yang dilakukan pabrikan memang membuat kedudukan pengobatan herbal tergeser. Padahal
dulu ibu rumah tangga terbiasa menggunakan bawang merah dan minyak kelapa
ketika buah hatinya demam. Jeruk nipis dan kecap untuk pengusir batuk. Daun jambu jika anggota keluarga diare dan
masih banyak lagi.
daun sambiloto (dok. Aryanto.id) |
Hembing menyosialisasikan lagi pengobatan herbal dengan
caranya yang karismatik sehingga masyarakat kembali menengok daun sambiloto.
Tidak hanya sambiloto, Hembing juga mengembalikan ingatan masyarakat pada
betapa bermanfaatnya tanaman disekitar kita.
Singkong misalnya, tidak hanya bermanfaat sebagai pangan
tetapi juga bisa digunakan untuk pengobatan karena mengandung antioksidan,
antikanker, antitumor dan menambah nafsu makan.
tanaman singkong |
Umbi singkong memiliki
kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi,
vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium,
kalori, forfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit
batang, mengandung tannin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat.
Contoh pemakaian luar pada penderita rematik: 5
lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya,
dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan
pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, 1
batang sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400
cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi
sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres. Sebagai obat
demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga
lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan
diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Mengatasi
luka bernanah, batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian
tubuh yang sakit. Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada
bagian yang sakit dan diperban.
Obat luka
karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan
beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang
luka.
Mengatasi
diare, 7 lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc.
Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari.
Obat
cacingan, 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus
dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya
menjelang tidur. Mengatasi beri-beri, 200 gram daun singkong dimakan sebagai
lalap.
Untuk
meningkatkan stamina, 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan 5 butir angco yang
telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu
tambahkan madu dan diminum.
Mudah bukan? Semua bahan
ada disekitar kita. Beberapa memang harus dibeli ditoko obat Cina. Dengan demikian
setiap keluarga bisa mendapat berbagai alternative, sesuai koceknya. Tak heran
atas jasanya itu Hembing mendapat 30 penghargaan dari dalam negeri dan
internasional, diantaranya:
Bintang Jasa Utama dari pemerintah RI.
Pada 1987, penghargaan dari Academician of Merit Award dari
Lembaga International Dag Hammerskjold dan Diplomatic Academy of Peace dari
Malaga, Spanyol.
Penghargaan atas jasa pengembangan terapi sengatan lebah dari
Menteri Kehutanan dan Perekebunan.
Penghargaan Keanekaragaman Hayati dari Menteri Lingkungan
Hidup atas jasanya mengupayakan pengobatan tradisional dengan tanaman obat.
Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan
amalnya. Senin 8 Agustus 2011, pukul 01.30 WIB, professor Hembing menghembuskan
nafas terakhir, meninggalkan lembaran-lembaran resep kiat “Hidup Sehat Cara
Hembing”, dan “Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia”, sebagai pengingat
abadi betapa kayanya tanah Indonesia sehingga seharusnya penduduknya bisa hidup
sehat dengan mudah dan murah.
Riwayat Hidup Prof. H.M.
Hembing:
Nama :Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma
Lahir :Medan, 10 Maret 1940
Agama :Islam
Pendidikan :Chineses Acupuncture Institute, Hongkong (1970)
Karir :-
Penasehat pada Chinese Medical Institute-Chinese Pharmacology
and Acupuncture, Hongkong (1975) –
Penasehat Konsultan pada The Journal of Tokyo Pain Control
Institute, Jakarta (1975) –
Wakil Presiden pada World Academy Society of Acupuncture,
Korea Selatan (1975) –
Staf Pengajar pada Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sumatera Utara, Medan (1976) - Guru Besar Wongkwang University, Korea
Selatan (1976) –
Penasehat pada Acupuncture Association of Queebes, Kanada
(1977) –
Penasehat pada Societe Italiana di Agopunctura,
Italia(1977) –
Presiden CD Dag Hammarskjod (1987) –
Ketua Umum Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupuntur
Indonesia (HIPTRI), (1992) –
Guru Besar di Dongshin
University, Korea Selatan (1995) –
Ketua Majelis Pimpinan Pusat Asosiasi Dosen Indonesia
(MPP-ADI), (1999) –
Dewan Kurator Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta
(1999) –
Senat Guru Besar UBK, Jakarta - Pendiri Bagian Akupuntur
Universitas Islam Sumatera Utara, Medan –
Ketua Umum Yayasan Cheng Ho, Semarang-Jakarta
Kegiatan Lain :
Hembing juga dikenal sebagai penulis buku yang produktif.
Sudah sekitar 70 judul buku yang ditulisnya, yang sebagian besar menyangkut
soal kesehatan
Keluarga :
Ayah : H.S. Chong
Ibu : L.T. Kwan
Istri : Lilan Kusumawati (Alm.)
Anak : 1. Valencia Wijayakusuma 2. Ipong Wijayakusuma 3.
Mochtar Wijayakusuma
Dulu aku dan keluarga senang nonton acara tv Hembing nih, mbak. Coba sekarang masih tayang ya, bermanfaat banget buat kesehatan tubuh dan menambah pengetahuan langsung dari pakarnya...
ReplyDeleteiya mbak @Nurul, lebih baik herbal dulu sebelum pengobatan dokter
ReplyDeleteselain lebih mudah, murah pula :)