Akhirrnyaaaaa……., tema yang kusukai: Pasar
Tradisional!!!
Kenapa? Karena pasar tradional itu ngangenin. Harga-harganya murah dan disini kita bisa berinteraksi dengan intens, saling menyapa, menawar, tertawa dan berkeluh kesah tentang harga yang membumbung tinggi, komoditi yang raib atau langka di pasar hingga tentang anak atau familinya yang sakit.
Komplit…plit ….., Bandingin deh dengan pasar swalayan, disana kita berhadapan dengan manusia – manusia “robot” yang harus taat aturan. Jaket, tas selain tas tangan ngga boleh masuk, harga ngga boleh ditawar dan sederetan lorong-lorong yang mirip satu sama lain. Membosankan!!
Kenapa? Karena pasar tradional itu ngangenin. Harga-harganya murah dan disini kita bisa berinteraksi dengan intens, saling menyapa, menawar, tertawa dan berkeluh kesah tentang harga yang membumbung tinggi, komoditi yang raib atau langka di pasar hingga tentang anak atau familinya yang sakit.
Komplit…plit ….., Bandingin deh dengan pasar swalayan, disana kita berhadapan dengan manusia – manusia “robot” yang harus taat aturan. Jaket, tas selain tas tangan ngga boleh masuk, harga ngga boleh ditawar dan sederetan lorong-lorong yang mirip satu sama lain. Membosankan!!
Humanis, itu satu kata yang tepat untuk
dialamatkan ke pasar tradisional. Bayangin ada simbok penjual tempe berumur
hampir 100 tahun masih berjualan di pasar tradisional, coba kalo di pasar
swalayan, pasti sudah terseret kedudukannya diganti dengan anak muda nan tampan
dan cantik.
Nah mengapa area yang ngangenin diharapkan non
buyatak? Buyatak artinya sudah membusuk, semula saya pikir buyatak adalah acak-acakan. Tapi seperti itulah maksudnya,
bukankah pasar tradisional identik dengan bau busuk sayuran sisa, air bekas
daging, ikan, ayam. idih menjijikkan pokoknya.
Tapiiii ….., semua itu tidak menyurutkan warga
untuk belanja disini. Ngga hanya ibu rumah tangga lho yang kepasar tradisional
tapi juga gadis cantik nan keren dengan tas belanja anti keresek, atau anak
laki-laki yang nampaknya mahasiswa membawa catatan sedang belanja dengan
tekunnya. Tekun? Ya iyalah, mereka ini nampak takut salah beli, bolak-balik
lihat catatan. Mungkin takut, disuruh beli brokoli eh yang dibeli kembang kol :D
Pasar tradisional yang saya ceritakan tersebut
bernama Pasar Cihaurgeulis. Terletak di
jalan Surapati, di jantung kota Bandung Karena deket banget dengan Gedung Sate,
harusnya pasar ini fokus dirapihin, dibuat indah, nyaman etc etc ….. Sayangnya ngga kawan-kawan. Malah
sewaktu Bandung Lautan Sampah 2005 silam, gara-gara TPA Leuwigajah longsor,
sampah tak terangkut daaaannnn ….. bau sampah
di pasar Cihaurgeulis tercium hingga berpuluh kilometer. Ngga lebay nih,
sayapun semula bingung, kok bau amat sih jalan Surapati, ngga taunya berasal dari Pasar
Cihaurgeulis. Menyedihkan ya?
Pasar yang bersih merupakan salah satu point
penilaian penghargaan Adipura. Jika ingin memenangkan penghargaan itu ya mesti
serius pembenahannya. Banyak banget yang harus dibenahi di Pasar Cihaurgeulis, ya
letak kiosnya ya peraturannya. Saya sering ngobrol dengan para pemilik lapak dan
mereka bilang: “Ah, abdi mah ngiring wae”. (Ah saya sih akan menurut), Nah, kan
…………??
Bapak Ridwan Kamil, walikota Bandung yang
memulai tugasnya September 2013 silam sudah merencanakan merenovasi seluruh
pasar tradisional Kota Bandung. Ini dia pernyataannya (dikutip dari
Tribunnews.com):
"Renovasi
Pasar Cijerah akan dilakukan mulai April 2014. Pemkot tak memakai pihak ketiga.
Karena itu, pedagang tidak perlu khawatir akan kehilangan kiosnya," ujar
Wali Kota di sela-sela kunjungannya di Vihara Jalan Klenteng, Jumat
(31/1/2014).
Dengan
adanya renovasi ini, Wali Kota berharap, pasar tak hanya menjadi tempat
transaksi antara penjual dan pembeli, tapi menjadi tempat untuk masyarakat
berinteraksi dengan nyaman.
"Karena
itu, pasar harus bersih dan indah. Jangan jorok," ujarnya. Renovasi pasar
ini, ujar Wali Kota, dibagi dalam dua kategori pasar. Pertama, pasar tunggal.
Kedua, pasar campuran.
Pasar
tunggal, adalah pasar yang fungsinya benar-benar sebagai pasar, bukan untuk hal
lainnya. Adapun, pasar campuran adalah pasar yang juga berfungsi sebagai rumah
susun, dilengkapi puskesmas, dan sejumlah pelayanan sosial lainnya.
Ini
dilakukan mengingat ke depan, bangunan harus memiliki fungsi yang beragam.
"Jadi
bukan cuma bersih tapi sirkulasi udara bagus, ada ruang terbuka hijau, dan lain
sebagainya," ujar Wali Kota.
Rencananya,
Pasar Cijerah akan dibangun menjadi dua tingkat. "Pasar ini akan menjadi
pasar percontohan," ujarnya
Wah, asyik juga ya jika renovasi telah dilakukan, mengingat di pasar Suci ini terdapat juga Bursa Buku, yang merupakan pindahan dari area di depan kampus Unpad Jalan Dipati Ukur. Mereka direlokasi karena kawasan tersebut dibangun monumen perjuangan rakyat Jawa Barat.
Pasar Cihaurgeulis kini dalam keadaan buyatak
dan acak-acakan. Walau cukup luas, tapi penjual berdempet-dempetan di area
depan bahkan dulu memenuhi trotoar. Sehingga sering mengakibatkan kemacetan
parah. Herannya area dalam pasar nampak kosong, hanya ada kios-kios kosong
mengerikan, kandang ayam sementara dan onggokan barang tak bertuan lainnya. Mungkin
penjual enggan berjualan disini karena terkesan gelap mengerikan dan horror !! :(
Logis banget ya? Pembeli juga pasti enggan. Dilematis
banget untuk pemerintah kota yang ingin merelokasi mereka. mau disuruh masuk
kok kondisinya ngga memungkinkan, dibiarin apa adanya kok kelihatan jorok, tak
sedap dipandang mata. Akhirnya win-win solutionnya pedagang dini hari hanya
boleh berjualan hingga pukul 06.00-an, oh ya pasar Cihaurgeulis sangat ramai di
malam hari karena merupakan pemasok barang dagangan untuk warung-warung
disekelilingnya.
Sesudah itu para penjual hanya boleh berjualan
di dalam pasar, ngga boleh di trotoar. Bahkan jam 12 siang petugas kebersihan
datang. Nampak insidentil sih, tapi lumayan karena selain kebersihan mulai
dijaga, penghijauan juga dilakukan. Ini dia penampakannya:
pasar Cihaurgeulis - after |
Untuk membantu pemeliharaan pasar, ditunjuk
pemilik kios yang mau bersukarela memenejeri, ini dia sang bapak yang baik hati
tersebut.
Dengan berbunga-bunga
bapak pemilik kios bercerita. Tentang berpindahnya sejumlah pedagang yang
semula berjualan di trotor ke sepanjang
kios terluar pasar Cihaurgeulis. Tentang dukungan sukarela pedagang pasar untuk
udunan dan memasang spanduk-spanduk pembangkit semangat menuju kawasan pasar
Bandung Juara. Juga tentang conblock buangan kantor kelurahan Sukaluyu.
Semuanya hasil kerja keras para pedagang pasar Cihaurgeulis. Rupanya pak Ridwan Kamil pinter membangkitkan rasa memiliki ya? Sehingga tidak ada nafsi-nafsi disini. Sayangnya keadaan bursa buku masih menyedihkan. Yah kita ngga boleh meminta terlalu banyak bukan?
Semuanya hasil kerja keras para pedagang pasar Cihaurgeulis. Rupanya pak Ridwan Kamil pinter membangkitkan rasa memiliki ya? Sehingga tidak ada nafsi-nafsi disini. Sayangnya keadaan bursa buku masih menyedihkan. Yah kita ngga boleh meminta terlalu banyak bukan?
Ingin mampir ke pasar tradisional
Cihaurgeulis? Silakan, buah-buahan dan sayuran segar menanti di area depan dan
tengah. Di area belakang, berbatasan perumahan penduduk ada kantor PD Pasar dan
deretan penjual barang kelontong. Sangat lengkap. Dan di ujung , di tangga
terbawah menuju bursa buku, duduk seorang nenek yang berumur hampir 100 tahun
yang saya ceritakan di awal tulisan. Nenek ini baik bener, selalu menawarkan
beragam barang dagangan lainnya yang khas Jawa Tengah. Rupanya dia kesayangan
para pedagang dan petugas disana, karena ketika saya tanya, berapa dia harus
membayar uang kebersihan? Dia menjawab: “Saya mah ngga pernah ditarik uang
apapun disini, gratis …. Tis … Padahal yang
lain bayar lho … :)
nenek penjual tempe |
ikut bunda jualan di pasar |
Saya dengar akan ada jalan layang yang nyambung dari Pasupati sampai Cileunyi, melewati Pasar Suci, Terminal Cicaheum, Pasar Ujungberung dll. Makanya kondisi Pasar Suci sekarang dibiarkan begitu saja, menunggu terwujudnya jalan layang tsb.
ReplyDelete